Ada rasa berbeda setiap aku duduk di ruang tunggu bandara ini. Menanti moda yang akan mengantarku kepadamu. Kepadamu. Karena itulah selalu ada rasa yang berbeda dari hari-hari biasanya. Biasanya hanya bertemu kau yang maya. Dunia memang kini tanpa batas. Kita hanya tinggal menggerakkan jemari untuk bercerita keseharian. Atau mendengar suara beratmu di ujung telepon. Tentu terima kasih seribu kepada teknologi yang memudahkan kita bertemu.

Namun, bertemu yang sesungguhnya tentu lebih menyenangkan. Lebih hangat. Kita tak bisa saling berbohong. Rindu atau tidak rindu akan tampak langsung dari mata. Ya, mata tak bisa menipu perasaanmu. Dan aku selalu berharap bisa bertemu kau secara utuh. Lalu pada pagi ini dengan penuh daya mengusir kantuk, aku mengistimewakan waktu demi kau di timur Pulau Jawa.

Pengeras suara memanggil penumpang menuju pintu A8. Aku beranjak dari tempatku duduk. Mungkin bulan depan, aku akan duduk di sini lagi.

8 thoughts on “Menanti Pertemuan

  1. Haha ngga apa-apa, Mit.. akhir-akhir ini suka menulis cuma fantasi.. (hidupku sudah mulai datar tampaknya :D)

  2. Arnie, my best frenz aq rindu smua puisi dan cerita2 mu…jdi ingat wkt [d̲̅i̲̅] bangku sma kita sering bikin puisi buat seseorang Ɣªήğ kau kagumi hahahaha…

Leave a reply to todi Cancel reply